MUSAFIR PENCARI ILMU

MUSAFIR PENCARI ILMU
Oleh :Mzroatul Jannah











 MUSAFIR PENCARI ILMU

              




   Seorang pencari ilmu dianggap sebagai seorang musafir, jika seorang musafir pencari ilmu meninggal sewaktu waktu maka ia termasuk golongan orang yang matisyahid. Orang yang mampu memberi zakat kepada musafir pencari ilmu maka ia dianggap memberikan amal jariyahnya, yaitu sumbangan demi kemajuan agama sehingga dapat menjamin kesejahteraan si pezakat dalam kehidupan kekal di akhirat. Seorang yang mempunyai ilmu tetapi ia enggan untuk mengamalkanya ibarat pohon yang tidak berbuah, dari hasil sini dapat di simpulkan bahwa islam sangat menekankan pendidikan demi kemaslahatan ummat.

                Islam mengajarkan bahwa perjalanan mencari ilmu tidak ada ujung akhirnya, sebagai akibat dari ajaran-ajaran ini maka salah satu aspek penting dalam system pendidikan pesantren yaitu anjuran pada murid untuk berkelana dari pesantren satu kepesantren yang lainnya. Sehingga seorang musafir pencari ilmu dikatakan talibal’ilm merupakan cirri utama kehidupan pengetahuan dipesantren dan menyumbangkan adanya kesatuan system pendidikan pesantren merupakan stimulasi bagi kegiatan dan kemajuan ilmu.

                System pengajaran yang dilaksanakan di pesantrenyaitu system bandongan.Dalam system ini sejumlah santri mendengarkan guru atau yai yang membacakan,menerjemahkan, dan menjelaskan isi dari kitab kuning yang berbahasa arab. Setiap santri menyimak tulisanya sendiri dan membuat catatan penting mengenai materi yang disampaikan oleh pengajar. Selain bandongan dalam pengajaran pesantren terkadang juga menggunakan system sorogan tetapi hanya diberikan kepada santri santri baru yang masih memerlukan bimbingan. System ini merupakan bagian yang sulit dari keseluruhan system pendidikan islam tradisional, karena system ini menuntut kesabaran,kerajinan, ketaatan dan kedisiplinan pribadi dari murid.

                Dalam system bandongan seorang murid tidak harus menunjukan bahwa ia mengerti pelajaran yang dikaji, para kyai atau ustadz biasanya membaca dan menerjemahkan secara cepat. Dengan cara ini pengajar dapat menyelesaikan kitab kitab pendek dalam beberapa waktu karena system ini dimaksudkan untuk murid murid tingkat menengah dan tingkat atas. System bandongan hanya efektif bagi murid murid yang telah mengikuti pelajaran secara intensif. Salah satu contoh system bandongan adalah yang di laksanakan oleh YAYASAN ISLAM AL-SYA’IRIYAH ( YISA) Plumbon yaitu kajian kitab Tafsir Munir karangan Syech Nawawi Al banteni yang dilaksanakan setiap hari minggu pukul 05:30 WIB sampai dengan selesai bertempat di gedung SMK Farmasi AL-Sya’iriyahLimpung. Bandongan kitab Tafsir Munir ini terbuka untuk umum dan diikuti oleh semua elemen di bawah YISA seperti santri pondok pesantren TPI Al-Hidayah, dewan guru staf dan karyawan MI,MTS dan SMK Al-Sya’iriyah dan disekitar kampung.

                Musafir pencari ilmu terdiri dari berbagai elemen seperti pondok pesantren, santri, masjid, pengajaran kitab klasik dan kyai juga termasuk di dalam elemen tersebut. Jika suatu lembaga pengajian telah berkembang hingga memiliki elemen tersebut maka statusnya akan berubah menjadi pesantren.
Selain lima elemen tersebut salah satu cirri hidup santri yaitu para santri dibiasakan hidup sederhana dalam keseharianya. Ketersediaan pondok pesantren sebagai asrama para santri menjadi penting ketika banyak santri dari daerah daerah yang jauh.Untuk pesantren kecil banyak santri yang menetap dirumah warga dan mengggunakan sarana pesantren hanya untuk mengaji saja, untuk pesanren yang menyediakan tempat tinggal pada awalnya para santri harus betah tinggal bersama sama antara tiga puluh samapi empat puluh dua santri dalam satu kamar (kirakira 5 meter persegi). Sering kali tidak semua santri tidak dapat tidur di dalam kamar tersebut pada waktu malam hari, beberapa santri tidur di teras mushola atau aula, kamar pondok pesantren biasanya dibuat sederhana sehingga tertanam pada jiwa santri sikap qonaah, selain bersikap qonaah santri juga harus bersikap opo onone. Dia juga harus taat pada qonunma’had di pesantren.Qonunma’had semua aturan yang ada di pesantren seperti tidak boleh membawa alat elektronik (handphone,radiodll).  

                System pondok pesantren bukanlah elemen paling penting dari tradisi pesantren, tetapi sebagai penopang utama bagi pesantren untuk terus berkembang menghadapi tantangan zaman yang kian modernisasi. Di Indonesia, banyak anak anak muda yang melanjutkan pendidikan di kota sering sekali mengalami kesulitan mencari tempat tinggal (kost atau kontrakan) dan harus menyewa dengan tarif relative tinggi untuk tempat tinggalnya. Hal ini tidak terjadi di pesantren karena jika ada santri baru yang mendaftar dikantor pondk pesantren, maka pengurus pondok akan langsung mencarikan kamar untuk santri baru tersebut. Santri lama akan siap sedia untuk memabantu dan membimbing santri baru dalam proses penyesuaian diri dengan kehidupan baru di pesantren.


                Nadhatul ulama adalah organisasi yang lahir dari rahim pondok pesantren, pendirinya merupakan kyai kayi pondk pesantren seperti KH Hasyim Asyhari dan KH Wahab Hasbullah. Hubungan nadhatul ulama dengan pesantren menurut kyai Muchidz Muza diibaratikan dengan air, keduanya tidak dapat dipisahkan, karena sebelum Nadhatul lama lahir para ulama telah membentuk oraaganisasi untuk mewadahi diri dan kipraahnya di pondok pesantren. Sejarah lahirnya Nadahtul Ulama tidak dapat di pisah kan dari peran pesantren, karena pesantren merupakan bagian integral dari Nadhatul Ulama. Nadhaul Ulama lahir dari kyai pesantren dan tetap eksis hingga kini, oleh karena itu sebagai miniature Nadhatul Ulama ada di pesantren. Hampir sebagian pesantren yang berada di Indonesia bernaungan nadhatul ulama yang berpaham ala ahlussunah wal jamaah. Oleh karena itu, mari kita sukses kan gerakan ayo mondok. Pesantren ku keren

No comments

Terima kasih atas komentarnya...